Resensi Novel : Misteri Asmara di Pondok Songka

07.20



Judul : Misteri Asmara di Pondok Songka
Penulis : S. Mara Gd
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit : 2012
Dimensi : 18 cm
Tebal : 640 halaman
ISBN : 978 - 979 - 22 - 9065 - 3

***

Sinopsis :
Selama kekasihnya dinas satu tahun di Irian, Stela bersedia tinggal di Pondok Songka, sebuah rumah besar milik keluarga kekasihnya yang berdiri dengan megah di Prigen. Maka diantara embun pagi dan pelangi petang, diantara harum tanaman dan sejuknya angin gunung, diantara takhayul dan kecurigaan para penghuni Pondok Songka yang terdiri atas dua orang janda tua, dua orang perawan tua, dan seorang bujang tua, Stela melewatkan hari-harinya menantikan kembalinya sang kekasih. Tetapi kekasihnya tidak pernah kembali.

Terhempas disana, Stela terjerat dalam intrik dan rahasia keluarga Songka. Ternyata di balik dinding tebal pondok Songka tersimpan banyak rahasia-rahasia asmara...rahasia kegelapan...rahasia kematian.

Satu demi saut korban mulai berjatuhan dan Stela menjadi tersangka pertama. Betulkah dia penyebab semua kematian itu? Itulah jawaban yang harus dicari Kapten Polisi Kosasih bersama sahabatnya Gozali.

***

Resensi :
Satu hal yang perlu kalian tau tentang novel ini. Ini adalah novel dewasa dan banyak adegan-adegan dewasa yang secara frontal dan detail dituliskan di dalam novel ini. Jadi, apabila kalian masih di bawah umur, saya sarankan untuk "cermat" dalam membaca novel ini.

Novel ini bermula dari obrolan antara Bertus Songka dan Stela, dimana Bertus berusah membujuk Stela untuk dapat tinggal di rumahnya, di Pondok Songka, selama ia dinas di Irian. Menurut Bertus, dirinya akan lebih tenang selama berdinas apabila Stela tinggal di tengah-tengah keluarganya daripada harus tinggal di Panti Asuhan. Ya, Stela adalah seorang gadis yatim-piatu.

Untuk pembukaan novel ini, awalnya saya merasa senang membacanya. Cara menulisnya komunikatif dan mudah untuk dipahami. Namun lama kelamaan, saya menjadi bosan karena obrolan antara Bertus dan Stela ini menurut saya terlalu panjang, sebagai pembuka suatu novel, sehingga dapat membuat orang menjadi bosan.

Setelah itu cerita berlanjut ke Pondok Songka, dimana akhirnya Stela setuju untuk menuruti permintaan Bertus. Awal masalah pun dimulai. Ibu Bertus, Rien Songka, tidak suka kepada Stela karena menurut takhayul, gadis yang memiliki lesung pipi akan membawa bencana bagi suaminya, dan hal tersebut menjadi kenyataan. Rien Songka memiliki lesung pipi dan suaminya meninggal di usia muda.

Sewaktu membaca bagian ini, saya mulai semangat kembali. Akhirnya muncul suatu konflik, yang meskipun sederhana, namun terlihat menyenangkan.

Singkat cerita, Bertus dinas ke Irian, meninggal dalam kecelakaan pesawat, setelah beberapa lama Stela berpacaran dengan oom Bertus, Nikolaus Songka. Di lain pihak oma Amanda, pemilik Pondok Songka memanggil Yakob Somad, kerabat keluarga Songka, untuk membicarakan hak warisan dimana Stela akan ikut andil mendapatkan warisan meskipun ia bukan termasuk keluarga Songka.

Akhirnya Yakob tergiur dengan berita tersebut dan memaksa anaknya, Deni Somad, untuk dapat menikah dengan Stela. Padahal Deni Somad sendiri telah menjalin hubungan dengan tukang pijit keluarga Songka, Widya Ramelan.

Pada akhirnya, Oma Luki, saudaranya Oma Amanda akhirnya meninggal setelah mengetahui hubungan antara Deni Somad dan Widya Ramelan. Disusul oleh kematian Widya Ramelan, dan yang terakhir kematian Yakob Somad.

Secara keseluruhan, alur novel ini cukup seru. Meskipun ada beberapa bagian flashback, namun mudah untuk dipahami. Ending cerita yang mengejutkan akan kita dapatkan pada novel ini. Mengenai siapa pembunuh ketiga orang tersebut, kita akan dibawa mengira-ngira siapa pembunuhnya, dan ternyata orang yang tidak disangka-sangkalah yang menjadi pembunuhnya. Ending dari novel ini cukup mengejutkan dan membuat pembaca merasa puas dan tidak menyesal telah membaca novel ini.

Namun, banyaknya peran dalam novel ini membuat kita sedikit bingung dan harus bekerja ekstra untuk menghapal nama-namanya. Apabila kita tidak hapal, kita akan merasa "tersesat" ketika membacanya atau harus membuka halaman depan yang berisikan "daftar pelaku" secara terus-menerus.

Tidak salah apabila S. Mara Gd menjadi Penulis Thriller No. 1 di Indonesia, karena beliau dapat membuat suatu novel thriller yang tidak kalah dengan film-film thriller yang dibuat oleh orang barat.

Selain itu untuk suasana romantisnya. Karena tokoh di dalamnya juga sudah dewasa, maka 'adegan' romantisnya juga dewasa. Tentang Stella yang mencintai Nikolaus, begitu pula sebaliknya. Padahal usia mereka terpaut sangat jauh.

Tentang Deni Somad yang di jodohkan dengan Stella, padahal dirinya sudah memiliki kekasih lain.

Saya beri 5 dari 5 poin untuk novel ini, dan kalian tidak akan menyesal membeli dan membaca novel Misteri Asmara di Pondok Songka ini. Bahkan, setelah kalian membaca novel ini, kalian akan penasaran untuk membaca novel-novel lain karangan S. Mara Gd.

Selamat Membaca :)

^_^

You Might Also Like

0 komentar